Jumat, 15 Oktober 2010

Ika Disiksa Pakai Api Rokok oleh Ayahnya

1 komentar
Kepolisian Resor Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, mengamankan pelaku penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri. Kasat Reskrim Polres Kendal AKP Agus Purwanto, Jumat (15/10/2010), mengatakan, pelaku Musafak (35) telah menganiaya korban, Ika Nur Anisa (12), selama tiga tahun. Dia mengatakan, pihaknya menangkap warga Kelurahan Jotang, Kecamatan Kendal Kota, itu karena ada laporan dari tetangga pelaku yang sudah tidak tahan lagi melihat perlakuan pria penganggur itu kepada anaknya.
Dari keterangan yang didapat, pelaku melakukan kekerasan karena kesal kepada korban yang menolak untuk memasak air. Kemudian, dia memukul dan menyulut badan korban dengan rokok dan obat nyamuk bakar.

Dalam pengakuannya kepada petugas, dia mengaku sering memukul anak pertamanya itu menggunakan sapu ataupun tangan kosong, bahkan menyulutkan obat nyamuk bakar ke wajah, tangan, dan kaki korban hingga melepuh. Dia mengatakan, dirinya merasa tertekan dengan kondisi keluarga karena harus merawat sendiri ketiga anaknya dan satu di antaranya lumpuh.

"Saya merawat sendiri ketiga anak saya karena istri, Kartinah, sedang bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Malaysia sejak tiga tahun lalu," katanya.
Agus Purwanto mengatakan, saat ini pelaku sedang diperiksa oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Kendal. "Kami masih mendalami motif pelaku tersebut dan memeriksa kejiwaannya yang diduga depresi," katanya.

Hingga kini, korban masih dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Daerah Soewondo Kendal dan mendapat pendampingan dari Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana. Karena perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 44 UU No 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga dengan ancaman maksimal lima tahun penjara. Preman Pekanbaru

Rabu, 13 Oktober 2010

ABG Kena Peluru Nyasar di Koja

0 komentar
Jakarta, Satria Indra Lesmana (14) warga Rawabinangun VII, RT 10/8, Rawabadak Utara, Koja, Jakarta Utara, saat ini harus dirawat di RSUD Koja, Jakarta Utara, akibat luka tembak. Indra diduga terkena peluru nyasar dari petugas kepolisian yang sedang mengejar dua bajing loncat.

"Itu kan baru informasi dari warga (kena peluru nyasar polisi) perlu diselidiki kebenarannya. Saat ini reskrim dan intelkam sudah ke RS koja untuk meminta keterangan saksi," ujar petugas Intelkam Polres Jakarta Utara Iptu Ali saat dihubungi detikcom, Rabu (13/10/2010).

Menurut Ali, dugaan korban terkena peluru nyasar polisi tersebut bisa dibuktikan dengan keterangan saksi-saksi di lokasi dan juga proyektil peluru yang diduga masih bersarang di tubuh Indra.

"Dari jenis peluru kan nanti bisa ketahuan apakah jenis revolver atau yang lain," imbuhnya.

Kejadian bermula saat dua orang yang diduga polisi berpakaian preman mengejar kawanan bajing loncat di Jl Arteri Marunda atau tepatnya di depan SMPN 244, Cilincing, Jakarta Utara sekitar pukul 19.00 WIB. Saksi mata sempat mengatakan salah seorang yang diduga polisi tersebut mengeluarkan tembakan ke arah buruannya.

Namun tiba-tiba, Satria yang kebetulan sedang nongkrong di depan SMPN 244 merintih kesakitan. Satria langsung tersungkur dengan tiga luka tembak luka di perut sebelah kanan, tulang kering sebelah kanan, dan pergelangan tangan kanan. Korban oleh warga kemudian langsung dibawa ke RS Koja.
Detik.com - Preman Pekanbaru

Minggu, 03 Oktober 2010

Organisasi Kepemudaan

1 komentar
Banyak sekali di Pekanbaru OKP tak jelas, hanya memanfaatkan OKP untuk kepentingan pribadi. Yang paling sedih KNPI Pekanbaru, menjadi Ketua menghabiskan banyak uang. OKP kebanyakan minta duit jika Kandidat mau dipilih. Sekjen Lama si Toni punya ide kabarnya soal Fakta Integritas, cuma seremonial belaka. Gak habis pikir OKP menjadi organisasi preman, masuk jadi pengurus hanya untuk dapat proyek.

Entah siapa yang memulai bisa menjadi begini, yang dipilih duit. Kabarnya masuk jadi calon ketua saja harus mengeluarkan dana 7 Juta.
Yang terpilih akan arogan dan sombong karena merasa sudah membeli organisasi, apa aja deh OKP baik itu KNPI atau yang lainnya sama saja. Ujung-ujung cari proyek atau bisa mendekati pejabat untuk dapat duit. Apalagi sekarang udah mau dekat PILKADA di Pekanbaru, OKP bermanfaat bagi kandidat untuk mencari masa barisan depan.

Kapan OKP berubah untuk melaksanakan AD/ART dengan baik.